Mengawinkan
boesemani sebenarnya gampang. Beberapa sifat reproduksinya mirip dengan
ikan Mas (Cyprinus carpio L). Telur ikan ini bersifat menempel. Cara
menentukan jantan - betina, juga sama seperti yang sering dilakukan pada
ikan Mas. Ikan jantan yang sudah matang kelamin, kalau diurut perutnya
kearah anus, akan mengeluarkan cairan putih (sperma). Tapi bila
boesemani yang ukuran (panjang) dan umurnya sama, namun sewaktu diurut
tidak mengeluarkan cairan putih seperti santan, berarti bisa dipastikan
bahwa itu adalah betina. Bisa juga dilihat dari perbedaan warnanya,
boesemani jantan warnanya lebih cerah dibanding dengan boesemani betina.
Membedakan jantan dan betina
Ikan akan mulai memijah setelah berumur minimal 6 bulan dengan ukuran
sekitar 5-7 cm. selama memijah, rainbow bosemani jantan akan menunjukan
warna lebih cerah dengan sirip-sirip agak kemerahan, dibanding betina
warnanya sedikit pucat dan tubuhnya lebih kecil hanya lebih gemuk
dibagian perutnya.
Persiapan induk
Untuk mendapatkan indukan, peliharalah beberapa ikan rainbow dalam satu kolam semen atau akuarium. setelah
ikan matang kelamin sekitar umur 6 bulan. pilih indukan yang
berkualitas dan pindahkan ke bak pemijahan dengan perbandingan jantan
dan betina 1:1 atau 1:2.
Bak pemijahan
- Ikan dapat dipijahkan di akuarium, kolam semen maupun bak fiberglass. ukuran akuarium yang digunakan biasanya 80x40x40, sedangkan bak semen bisa memakai ukuran 2x1 meter dengan ketinggian air sekitar 40 cm.
- jumlah pasangan disesuaikan dengan ukuran bak pemijahan. normalnya, setiap pasang dapat dipijahkan dalam setiap 10 liter air.
- di dalam bak pemijahan harus diberi tanaman air atau alat peletak telur yang terbuat dari tali rafia.
Pakan
Selama di bak pemijahan, ikan diberi pakan pelet dan beragam pakan hidup seperti artemia, kutu air, dan cacing sutera.
Proses pemijahan
- Ikan ini biasa memijah di malam hari. kadang tidak diketahui prosesnya, karena biasanya telur sudah berserakan di sekitar tanaman air atau alat peletak telur buatan. oleh karena itu, tanaman air dan alat peletak telur buatan harus sering diperiksa, apakah sudah ada telur-telur di sekitarnya.
- Bila sudah banyak telur menempel di tanaman air atau alat peletak telur buatan maka induk harus segera dipindahkan ke aquarium lain agar tidak memakan telur-telurnya.
- telur akan menetas 5 hari setelah pembuahan. anak-anak ikan yang baru menetas masih memiliki kuning telur di perutnya sebagai makanan cadangan selama 4-5 hari.
Pembesaran Benih
- Benih ikan dapat diberi makan berupa infusoria sampai usia 2 minggu. selama 2 minggu tersebut pakan dapat diselingi dengan emulsi kuning telur. lewat dari 2 minggu, anakan dapat mulai diberi makan kutu air dan cacing sutera. setelah berumur 1 bulan, anakan sudah dapat dibiasakan dengan pakan berupa pelet yang dihaluskan.
- selama pembesaran benih, prose penyiponan harus dilakukan setiap kali terlihat banyak kotoran di aquarium. saat melakukan penyiponan, aerator harus dimatikan untuk menghindari anakan tersedot keluar.
Persiapan sarana dan prasarana
- Wadah pemijahan
Wadah yang digunakan untuk pemijahan
rainbow dapat berupa akuarium kaca atau bak semen. Akuarium kaca untuk
pemijahan biasanya berukuran 100 cm x 50 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm x
40 cm, sedangkan bak semen biasanya berukuran 1 m x 2 m x 0,5 m.
masing-masing wadah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Penggunaan akuarium kaca biasanya menyebabkan perubahan temperature air
lebih cepat karena volumenya yang sedikit. Untuk pengunaan bak semen
biasanya temperature yang ada cenderung stabil karena volume air yang
besar. Namun perawatan pada bak semen lebih sulit dibandingkan dengan
akuarium.
2. Filter pemijahan
Habitat ikan rainbow yang menginginkan
kondisi perairan yang mengalir mengindikasikan bahwa ikan rainbow
menginginkan perairan yang kaya akan oksigen. Untuk itu diperlukan pompa
air untuk membuat kondisi tempat pemijahan mengalir. Selain pompa
tersebut harus dilengkapi dengan filter air yang berperan untuk
menyaring sisa pakan dan feses pada perairan sehingga kualitas air yang
ada tetap terjaga.
3. Substrat
Substrat digunakan untuk menempelkan
telur yang dikeluarkan induk rainbow. Seperti habitat aslinya dimana
rainbow biasa menempelkan telur pada tanaman air maupun bebatuan.
Substrat yang dapat digunakan untuk tempat menempelkan telur dapat
berupa tanaman air, seperti enceng gondok, ijuk halus atau tali raffia
yang dibuat serabut. Sebelum digunakan substrat tersebut harus dicuci
terlebih dahulu agar terhindar dari penyakit, parasit atau bahan kimia.
Dari ketiga substrat tersebut substrat yang paling baik adalah dari tali
raffia. Tali raffia yang di potong-potong sepanjang 30 cm, kemudian
diikat pada salah satu ujung kemudian disikat dengan sikat kawat
sehingga berbentuk serabut memiliki kelebihan tidak busuk dan memiliki
daya lekat yang baik untuk telur. Disamping itu tali raffia mudah
diperoleh dan dapat digunakan berkali-kali.
B. Persiapan Induk
Ikan hias dengan kualitas yang tinggi
salah satunya ditentukan oleh kualitas dari induk dan perawatan. Induk
ikan rainbow dipilih lebih besar di antara kelompoknya. Induk dipilih
yang telah matang gonad. Biasanya induk yang matang gonad sudah berumur
sekitar 6-7 bulan atau panjang tubuhnya sudah mencapai 5 cm. Selain
ukuran dan umur ikan, induk yang sudah matang gonad pun dapat dilihat
dari perilakunya yang cenderung tidak ingin disaingi. Induk betina
dipilih biasanya yang perutnya membulat karena menandakan sudah siap
memijah. Pada induk jantan, warna tubuhnya cenderung menjadi lebih
menarik karena merupakan sifatnya agar induk betina tertarik. Ciri-ciri
induk jantan dan betina sebagai berikut :
1. Indukan jantan
- Memiliki gonadopodium (berupa tonjolan dibelakang sirip perut) yang merupakan modifikasi sirip anal yang berubah menjadi sirip yang panjang
- Tubuhnya ramping
- Warnanya lebih cerah
- Sirip punggung lebih panjang
- Kepalanya besar
2. Indukan betina
- Dibelakang sirip perut tidak ada gonopodium, tetapi berupa sirip halus
- Tubuhnya gemuk
- Warnanya kurang cerah
- Sirip punggung biasa
- Kepalanya agak runcing
Induk ditempatkan dalam wadah yang
sudah disiapkan. Perbandingan antara induk jantan dan induk betina 1:1
atau 1:2. Kepadatannya dalam satu wadah pemijahan sekitar satu pasang
untuk setiap empat liter air. Setelah di masukkan dalam wadah kemudian
induk tersebut diadaptasikan selama kurang lebih satu hari. Dalam masa
adaptasi tersebut induk dibiarkan tanpa diberi pakan. Setelah proses
adaptasi selesai kemudian induk-induk dibersihkan dari penyakit yang
mungkin terbawa dari tempat sebelumnya. Walaupun yang dipilih merupakan
induk yang sehat namun kemungkinan penyakit atau parasit menempel masih
ada.
Upaya pencegahan atau pembersihan dapat dilakukan dengan perendaman induk-induk dalam larutan garam dapur (NaCl), methilene blue (MB), malachhyte green
(MG) atau antibiotika. Dosis yang digunakan adalah 1 ppm. Selama masa
pemijahan jangan lupa ikan diberikan pakan. Pakan sebaiknya diberikan
dalam jumlah yang cukup dan mengandung gizi yang tinggi. Pakan yang
diberikan dapat berupa cacing sutra dan larva Chironomous sp. Selain itu induk juga dapat diberikan pakan berupa pellet yang diperkaya karotin dan PUFA (polysaturrated fatty acid) PUFA ini dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan kualitas telur serta benih yang akan dihasilkan.
C. Proses Pemijahan
Proses pemijahan berlangsung dengan
sangat cepat dan hampir tidak diketahui. Diperkirakan terjadi dalam
keadaan gelap pada malam hari atau menjelang pagi. Tanda-tanda induk
akan memijah dapat dikenali dari sifatnya yang tampak akrab berduaan.
Warna tubuh induk jantan berubah menjadi lebih tajam (kontras).
Perkenalan induk jantan dan induk betina terkadang berlangsung lama.
Mula-mula induk jantan akan mengejar dan mendekati pasangannya. Kemudian
induk betina meiuk-liukan sirip punggung dan ekornya sampai menghadang
dan memojokkan betinanya ke substrat.
Pemijahan rainbow yang sulit diperkirakan
mengharapkan pengamatan terhadap substrat yang dipasang untuk terus
diamati. Telur yang menempel tampak berupa butiran bening berdiameter 1
mm. Jika telah diketahui induk betina telah bertelur, maka induk
dipindah pada wadah yang berbeda meskipun induk jantan tidak memakan
telurnya. Hal tersebut dilakukan agar induk tidak mengganggu dalam
penetasan telur.
Telur pada substrat akan menetas pada
hari ke lima setelah telur dikeluarkan dari induknya. Setelah menetas
larva tidak diberikan pakan karena sudah dibekali kuning telur sebagai
makanannya. Kuning telur akan habis dalam waktu 4-5 hari.
D. Perawatan Larva
Larva rainbow memasuki masa kritis pada
umur 5 hari. Pada umur ini kuning telur pada larva akan habis, sehingga
perlu ada pengganti kunig telur tersebut dengan pakan. Pakan yang
sebaiknya diberikan pada larva rainbow adalah pakan alami. Pakan alami
yang sesuai untuk larva rainbow umur 5 hari adalah infusoria. Infusoria
memiliki ukuran yang sesuai dengan bukaan mulut dari larva rainbow
terutama yang mulai belajar makan.
Larva rainbow yang telah habis kuning
telurnya perlu belajar dengan memakan pakan yang baru. Untuk melatih
belajar makan tersebut maka dilakukan dengan memberikan pakan sedikit
demi sedikit. Hal tersebut sebaiknya dilakukan sesering mungkin dengan
jumlah yang sedikit demi sedikit, terutama untuk larva yang menetas
tidak seragam. Upaya itu dilakukan untuk memastikan seluruh larva yang
menetas mendapat pakan. Selain infusoria dapat digunakan pakan buatan
suspensi, yaitu pakan buatan yang disaring dengan menggunakan kain
halus. Pemberian pakan berupa infusoria dan pakan buatan suspensi ini
diberikan pada larva umur 5-6 hari. Pakan alami lebih baik dari pada
pakan buatan, karena pakan alami mampu bertahan hidup jika tidak habis
dimakan oleh larva.
Pakan alami dapat diberikan setelah larva
berumur 7 hari. Pada umur 7 hari larva sudah mulai aktif bergerak dan
bukaan mulut dari larva sudah cukup untuk pakan alami berupa artemia.
Untuk mengurangi penggunaan artemia, pakan buatan berupa emulsi pakan
buatan dapat diberikan untuk mendapinginya. Artemia dan pakan buatan
dapat diberikan secara bersealang-seling, selain untuk mengurangi
penggunaan artemia juga untuk memenuhi gizi yang diperlukan oleh larva
rainbow. Penggunaan artemia dan pakan buatan emulsi dapat diberikan
hingga umur larva rainbow 14 hari.
Pada umur 14 hari, larva ikan dapat
diberikan pakan alami lain, yeitu cacing sutra atau cacing rambut.
Kandungan dari cacing rambut ini sangat tinggi sehingga mendukung
pertumbuhan dari larva rainbow. Untuk pengenalan pertama cacing rambut
yang diberikan sebaiknya dicacah atau dipotong-potong agar lebih efektif
dan mudah dimakan.
Untuk menjaga kualitas air yang ada,
perlu dilakukan penyiphonan pada wadah larva. Penyiphonan dilakukan
untuk membuang kotoran dari larva dan juga pakan buatan buatan yang ada.
Penyiphonan dapat dilakukan setiap 3 hari sekali. Saat penyiphonan
system aerasi dimatikan agar kotoran yang ada mengendap didasar
perairan. Stelah penyiphonan dilakukan penambahan air agar volume aira
yang ada pada wadah sama seperti semula.
Setelah berumur 30 hari larva rainbow
menjadi besar, namun warna tubuhnya masih belum tampak. Karena ukurannya
yang mulai besar, maka perlu tempat yang lebih luas agar proses
pertumbuhan tidak terhambat. Untuk itu sebaiknya dipindah ke tempat
pendederan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar